Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka-Hugua tampil prima di debat kedua di Kolaka. (Foto : Istimewa) |
Menurut ASR, debat dinilai dari penguasaan materi, performance, serta pandangan untuk bisa memimpin ketika terpilih nanti.
"Persiapannya biasa-biasa aja. Pagi-pagi kita salat, olahraga, habis itu rileks. Karena dibutuhkan energi yang banyak, jadi kita harus rileks melepaskan semua beban di pikiran yang mengganjal," bebernya.
Dikatakannya bahwa menjadi seorang pemimpin harus bisa mengayomi seluruh masyarakat, bisa berdiri pada semua golongan dan harus bisa merangkul.
Sebagai calon pemimpin, ASR paham bahwa perbedaan merupakan bagian dari keniscayaan. Namun, setelah selesainya kontestasi harus bisa kembali duduk bersama saling merangkul untuk membangun Sultra yang lebih baik.
"Mari kita jaga kondusifitas wilayah agar kedepan Sultra ini bisa menjadi maju, karena stabilitas itu diwujudkan," ujarnya.
Ia juga menyebut, suksesnya debat pertama di Baubau dua pekan lalu karena cymistri antara dia dan wakilnya, Hugua telah lama terbangun. Hal tersebutlah yang diakuinya menjadi sumber kekompakan mereka diatas panggung.
Saat ASR menjadi Danrem, Hugua menjadi Bupati Wakatobi. Saat ASR menjadi Kepala BIN Sultra, Hugua juga masih menjadi Bupati Wakatobi, bahkan saat Hugua menjadi anggota DPR RI, ASR mengaku masih sering bertemu dengan Hugua.
"Menurut saya ini adalah jodoh. Jodohkan di tangan Allah SWT. Kita hanya menjalankan proses. Itu sudah digariskan, nda ada yang kebetulan," tutupnya. (Red)