• Jelajahi

    Copyright © Swarasultra.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan 1

    Iklan 2

    Korupsi

    Hugua dan Anton Timbang Inisiasi Wakatobi Jadi Pusat Industri Musik dan Film Dunia

    Redaksi Swarasultra.com
    Jumat, 24 Mei 2024, 21.16.00 WITA Last Updated 2024-05-24T13:16:17Z

    Legislator asal Sultra Hugua dan Anton Timbang, inisiasi Wakatobi Jadi Pusat Industri Musik dan Film Dunia. (Foto : Istimewa)
    Swarasultra.com, Kendari - Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diproyeksikan menjadi pusat industri film terlengkap dan terintegrasi di Indonesia untuk memproduksi film nasional, Eropa, Amerika sampai Hollywood. Hal ini berkat diinisiasi oleh legislator asal Sultra Hugua dan Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang kerjasama antara Patuno Resort dan GR Corp

    Direktur GR Corp, Gilang Ramadhan saat berkunjung di Wakatobi, Kamis (23/05/2024) mengatakan bahwa Wakatobi memiliki potensi yang luar biasa dengan keindahan laut, budaya dan kultur masyarakatnya.

    Musisi Legendaris Indonesia ini juga menjelaskan Brand Wakatobi sebagai pusat suku bajo menjadi ciri khas tersendiri dalam industri perfilman.

    “Saya berpikir kita dorong bersama supaya Wakatobi ini menjadi Sentral Perfilman, bahkan kita akan bekerjasama dengan negara-negara lain di Eropa dan Amerika” ucap Gilang Ramadan saat jumpa pers di Patuno Resort, Wangi-Wangi.

    Suami Shahnaz Haque ini menyampaikan mimpi besar itu sangat mungkin terjadi untuk menjadikan Wakatobi sebagai kota film. Apalagi, menurut dia, Wakatobi sudah memiliki sarana yang memadai seperti airport, hotel dan fasilitas lainnya.

    Untuk mengawali kerjasama itu, GR Corp dan Patuno Resort mendatangkan Sutradara Film asal Belanda, Bernice Helena di Wakatobi untuk mencari bakat putra daerah Wakatobi dibidang akting, musik tradisi dan model guna mengisi peran dalam film yang sedang digarap oleh GR Corp.

    "Kami hadir disini untuk mencari bakat putra daerah, untuk mengisi peran dalam film yang kami akan garap bersama Patuno Resort, tentunya yang berkaitan dengan budaya dan musik tradisional Sulawesi Tenggara," ucapnya.

    Senada dengan itu, Anggota DPR RI, Hugua mengatakan jika sebelumnya Wakatobi dikenal dengan keanekaragaman bawah laut. Kali ini, dirinya mencoba mengekspos seni musik dan perfilman dengan mengandeng GR Corp dan AMI (Anugerah Musik Indonesia).

    “Ide ini lahir lewat diskusi di Los Angeles, Amerika. Saat itu, bersama ketua Kadin Sultra, Anton Timbang turut menampilkan para panari Balumpa mewakili Sultra di negara itu,” katanya.

    Lanjut Hugua, dengan kekhasan tarian Balumpa yang unik, tak lain warisan budaya Wakatobi, dianggapnya cukup menyakinkan untuk ditampilkan secara internasional.

    “Nah, dari situ berkembang ide-ide. Misi budaya salah satunya. Dan muncul lah teman-teman ini. Pak Gilang Ramadhan, Pak Aden, Bernice dan lain-lain,” ujar Hugua.

    Hugua berharap langkah kerjasama tersebut dapat direspons Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi sebagai peluang. "Sejauh ini Respon Bupati dan jajarannya sangat baik, saya berharap ini menjadi peluang bagi Wakatobi untuk lebih maju lagi," katanya.

    Legislator asal Sultra Hugua dan Anton Timbang, inisiasi Wakatobi Jadi Pusat Industri Musik dan Film Dunia. (Foto : Istimewa)
    Sementara itu, General Manager AMI Awards, Shatria Darma mengungkapkan bahwa dirinya yakin dengan potensi sumberdaya manusia (SDM) Wakatobi.

    Di mana yang telah ditunjukkan Raim La Ode, putra asli Wakatobi yang mampu meraih AMI Awards sebagai pengakuan tertinggi di bidang musik.

    “Mungkin teman-teman tahu tahun lalu untuk penyanyi Pop laki-laki AMI Awards diraih Raim La Ode,” ucapnya.

    Sehingga kata dia, putra-putri daerah ini memiliki peluang yang sama dengan yang lainnya.

    “Mereka harus menciptakan peluang sendiri dalam arti mereka harus percaya atas kemampuan mereka untuk bisa berbuat sesuatu,” ucapnya.

    Untuk diketahui, rombongan yang berkunjung ke Wakatobi di antaranya Ir. Hugua, M.Ling (Anggota DPR RI), Gilang Ramadhan (Direktur GR Corp), Satria Dharma (Manager Anugrah Musik Indonesia), Bernice Helena (Sutradara asal Belanda), Flavianus Nestor Embun (Musisi), Hernamawati (Konsultan Pariwisata) dan Rombongan Kadin Sultra. (Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini