Foto : Humas PLN Wilayah Sulselrabar |
Hal itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) yang dilakukan oleh General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin dengan Direktur Utama PT Antam Tbk, Niko Kanter pada Senin (16/1/2023). Daya listrik yang akan dipasok PLN ke pabrik smelter tersebut adalah sebesar 150 MVA.
Niko Kanter menjelaskan bahwa Antam terus melakukan continous improvement, khususnya dalam hal teknologi, efisiensi dalam operasi dan dekarbonisasi. "Kerjasama ini merupakan implementasi AKHLAK, dimana akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan PLN dan mari kita bersama memberikan kontribusi terbaik bagi Republik Indonesia," ungkap Niko.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID, Danny Praditya menyampaikan komitmennya dalam prinsip dekarbonisasi dan Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan.
"Perjanjian ini merupakan langkah positif bagi Antam dan PLN, dimana PLN mendapatkan tambahan revenue dan Antam dapat berfokus mengurus operasionalnya. Mari kita terus berkolaborasi dan bersinergi agar menjadi lebih baik guna mewujudkan transisi energi di tahun 2060," pungkas Danny.
Sejalan dengan hal tersebut, Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Enterprise PLN, Abdul Farid menyambut baik kerjasama tersebut. Ia menyampaikan, setelah sebelumnya PLN bekerja sama dengan Antam di Halmahera Timur, PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri khususnya industri smelter dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC). Terlebih saat ini pembangkit EBT di sistem Sulawesi Bagian Selatan termasuk tertinggi di Indonesia atau di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 45, persen. "Dengan kondisi tersebut kami siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor yang ingin berinvestasi," tegas dia.
Farid menambahkan, smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. Karena itu, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter. “Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif,” ujar Farid.
Menurutnya, PLN sebagai BUMN yang bergerak di bidang usaha penyediaan tenaga listrik berkomitmen untuk siap berkolaborasi dan memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok negeri, mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis.
Dalam acara penandatanganan PJBTL yang dilangsungkan secara daring, Moch. Andy Adchaminoerdin turut berbangga PLN dapat berkolaborasi dengan Antam. "Dengan penandatanganan PJBTL ini, para pemilik smelter bisa fokus pada bisnis inti perusahaan, sementara kami akan menyelesaikan kebutuhan listrik sesuai jadwal yang disepakati bersama," imbuh Andy.
Andy mencatat, di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar sudah ada 5 pelanggan tegangan tinggi yang telah mempercayakan kebutuhan layanan kelistrikannya kepada PLN dengan total daya 402 MVA. (adm)