• Jelajahi

    Copyright © Swarasultra.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan 1

    Iklan 2

    Korupsi

    Cerita Rumah Belajar Bibinoi, Pernah Diusir Kepala Desa hingga Berhasil Cetak Sarjana (Bag. 2)

    Redaksi SwaraSultra.com
    Selasa, 09 Mei 2017, 19.01 WITA Last Updated 2023-04-03T15:03:09Z
    Cerita Rumah Belajar Bibinoi, Pernah Diusir Kepala Desa hingga Berhasil Cetak Sarjana
    Anak-anak memainkan musik angklung di Rumah Baca Bibinoi di Desa Bibinoi, Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara. (Foto : Istimewa)
    Adapun program belajar di Rubi di antaranya publik speaking, bahasa Inggris dan memotivasi mereka tetap belajar di sekolah. Karena banyak anak-anak setelah pulang sekolah langsung ke kebun ataupun membantu orangtuanya mencari ikan.

    "Dulunya di depan Rubi kita punya kebun percontohan dan belajar menanam sayur. Warga bisa langsung dibeli untuk operasional Rubi, kan anak-anak juga suka berkebun," ungkapnya.

    Bersama guru-guru muda di SMA Bibinoi, Syamil mengatakan, telah memfasilitasi anak-anak Rubi yang telah lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri dengan memperoleh beasiswa bidik misi, Dompet Dhuafa dan beasiswa pemerintah provinsi.

    "Ada yang kuliah fakultas kedokteran di Palu dan Surabaya, pasca lulus sarjana mereka kembali dan menjadi relawan di Rubi. Sampai sekarang ada lima anak Rubi yang sudah sarjana," akunya.

    Saat ini, Rubi telah memiliki seribu koleksi buku. Terakhir sumbangan dari PT Gramedia. Syamil sendiri meraih juara dua pada Gramedia Reading Community Competetion tahun 2016 lalu.

    Mimpi besar

    Menyusul kurangnya relawan, Syamil membuat komunitas bernama Aksi Anak Bangsa di Labuha yang juga memiliki perpustakaan.

    Organisasi ini merupakan wadah berkumpulnya anak-anak muda yang memiliki ketrampilan organisasi dan kemampuan di sekolahnya. Rata-rata mereka adalah siswa SMA.

    Mereka berasal dari organisasi Purna Paskibraka, Forum Putri Pariwisata, Bacan Saruma Family, Bistro 29, Triple 12, Rumah Inspirasi Halsel. Mereka sering membuat acara pengembangan bakat anak-anak Halsel.

    "Torang di sini belajar tata cara menyusun buku, posisi buku. Cara membaca buku yang betul itu begini bagus juga seperti apa. Di sini juga banyak kakak-kakak yang torang liat bisa termotivasi seperti mereka," ungkap Andika, siswa kelas tiga SMA.

    Tina Andi Kumaha dari Forum Putri Pariwisata Halsel ini mengaku, tergabung dalam Aksi Anak Bangsa dan menjadi relawan karena termotivasi dan ingin tahu apa yang dikerjakan dalam rumah baca.

    "Banyak kegiatan yang tidak saya dapat di sekolah, misalnya menyusun buku dan belajar memahami karakter anak-anak saat mereka membaca buku," terangnya.

    Proses penataan dan menyusun buku diperolehnya mereka dari Syamil yang menjadi penanggungjawab dan pembina dari Komunitas Aksi Anak Bangsa.

    Syamil menjelaskan, saat ini di Halmahera Selatan ada hampir 20 taman baca atau rumah baca yang didirikan oleh masyarakat. Semuanya saling membantu dan bersinergi untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Pulau Bacan ini.

    "Jadi nantinya mereka bisa jadi relawan. Mereka bisa berkunjung dan membantu rumah-rumah baca yang ada di Halsel ini," tukasnya.

    Anak keenam dari delapan bersaudara ini memiliki impin besar yakni bisa memiliki pusat pendidikan dan pelatihan.

    " Di dalamnya mulai dari pelatihan menulis, kita punya gedung di dalamnya ada perpustakaan kemudian ada seninya dan bidang sosialnya dalam satu kompleks," harapnya.

    Tahun depan, Syamil akan melanjutkan program beasiswa S2 di Jepang setelah mengikuti seleksi LPDP Indonesia dan Pemprov Maluku Utara.

    Dukungan pemda

    Gerakan Literasi di Kabupaten Halmahera Selatan mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Halsel, Nurlaela mengungkapkan, pihaknya telah mengusulkan sarana dan prasarana.

    "Kemarin kita ada kendala, ada buku tidak ada gedung, sekarang kita prioritas perpustakaan sekolah melalui dana DAK. Tahun kita juga kita bangun rumah baca Al Qur'an, kan literasi juga," terangnya.

    Saat ini, pihaknya mengurus perpustakaan sekolah. Hasil pendataan baru 50 persen sekolah-sekolah yang memiliki perpustakaan sekolah termasuk buku bacaannya.

    Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan seluruh desa wajib membuka pusat kegiatan belajar masyarakat.

    "Ada 209 desa, saya sudah tanda tangan buat pusat kegiatan belajar masyarakat," terangnya.

    Menurutnya, bupati juga telah mencanangkan program One Home One Library. Namun, tentunya butuh waktu dan juga buku-buku untuk mewujudkan program ini.

    "Kalau Halsel sudah bebas buta aksara, cuman sekarang yang harus digalakkan adalah meningkatkan minat baca masyarakat," tutup Nurlaila. (adm)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini