Mahasiswa demo di kantor DPD Gerindra Sultra (Foto : Swarasultra.com)
Swarasultra.com, Kendari - Kemelut di tubuh partai Gerindra Kota Kendari berbuntut panjang, setelah puluhan saksi partai mengaku belum menerima upah usai menjalankan tugasnya saat pemilu legislatif, 9 April lalu.
Kali ini puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Lingkar Aksi untuk Negeri Sulawesi Tenggara (Raung Sultra), Selasa (6/5/2014) mendatangi kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kendari di jalan Abdul Haris Nasution, menuntut agar ketua DPC Gerindra Kendari, Maidin Abdul Syaid segera membayar para honor saksi.
Armadis Timur Sinapoy, koordinator lapangan (Raung Sultra), mengaku hingga kini gaji saksi Gerindra sebesar Rp 150.000 per tempat pemungutan suara (TPS) belum dibayarkan.
Di depan kantor Gerindra Kendari sempat terjadi adu mulut antara massa dengan pendukung ketua DPC Gerindra Kendari. Bahkan kedua kubu saling bersitegang. Tak hanya itu, salah satu pengurus DPC Gerindra Kendari langsung menarik kunci mobil yang digunakan pengunjuk rasa saat berorasi. Mereka menuntut supaya massa harus masuk ke dalam kantor Gerindra Kendari untuk mendapatkan penjelasan terkait tuntutan mahasiswa.
“Baru kalian yang datang demo di sini. Kalian jangan teriak-teriak di depan kantor. Kalau mau dapat penjelasan, silakan masuk ke dalam kantor,” ungkap Wakil Ketua DPC Gerindra Kendari Ruslan Muchtar.
Awalnya mahasiswa enggan memasuki kantor Gerindra, karena puluhan pendukung Maidin berdiri di depan kantor partai itu. Namun setelah pihak kepolisian memediasi, mereka akhir masuk ke kantor Gerindra.
Dihadapan massa, Maidin menjelaskan honor saksi tidak bisa diberikan bila mereka belum menyerahkan hasil rekapitulasi perhitungan suara di tiap tingkatan. Aturan ini diberlakukan karena dana saksi itu nantinya akan menjadi pertanggungjawaban DPC Gerindra Kendari ke dewan pimpinan pusat (DPP).
Saat ini, katanya, sudah banyak saksi dibayarkan honornya setelah mereka menyerahkan hasil rekapitulasi perhitungan suara di tiap tingkatan.
“Bahkan, ada yang sudah ambil setengah honornya, tapi sampai sekarang mereka belum serahkan hasil rekapitulasi. Partai pun tidak mempersoalkan ini. Biar kami yang tanggung jawab mengenai dana yang sudah diambil itu,” ucapnya.
Di dalam surat mandat juga, kata dia, pihaknya tidak pernah menyebutkan besaran uang saksi. Makanya, ia meminta kepada pendemo agar tidak menerima informasi sepihak. “Hari ini, siapa saksi yang mau dibayar honornya syaratnya cuma satu. Serahkan hasil rekapitulasi perhitungan suara kepada partai,” tegasnya.
Menurutnya, belum ada satu pun pimpinan anak cabang (PAC) dan 35 calon legislatif (caleg) yang datang menagih ke DPC berkaitan dengan honor saksi.
Maidin kemudian menanyakan apakah massa merupakan saksi Gerindra? puluhan mahasiswa ini pun mengaku bukan saksi. “Kalau begitu kenapa kamu menuntut?” tegasnya kepada para mahasiswa tersebut.
Ia mengaku, sejak memimpin Gerindra Kendari, pembayaran sekretariat dan pengadaan alat tulis kantor berasal dari kantong pribadinya. Bahkan, kata dia, DPP dan DPD tidak pernah menurunkan uang untuk menanggulangi hal semacam ini.
“Karyawan yang saya bayar untuk kerja di sekretariat, itu uang pribadi saya. Makan dan minum pun dalam pertemuan Gerindra , itu pakai uang saya. Berapa ratus juta uang yang saya bahiskan di sini, tapi saya tidak pernah menuntut kepada partrai agar mengganti rugi,” katanya.
Setelah mendengarkan penjelasan ketua DPC Gerindra Kota Kendari, massa kemudian membubarkan diri. Mereka lalu melanjutkan aksinya di kantor DPD Gerindra, Sulawesi Tenggara. (qq)
Upah Saksi Belum Dibayar, Massa Demo Kantor Gerindra Kendari

Komentar
