![]() |
ilustrasi Tower Telkomsel | google |
KENDARI - Tiga dari lima orang komplotan
pencuri baterai pemancar milik PT Telkomsel dibekuk satuan Reserse dan Kriminal
(Reskrim) Polresta Kendari. Ketiga pelaku pencurian itu masih saudara kandung,
yakni LS (19), RK (20) dan AT (22). Sementara
dua orang pelaku lagi masih dalam kejaran aparat kepolisian.
" Mereka mengakui telah melakukan
pencurian baterai BTS Telkomsel dan baterai milik perusahaan XL. Ketiganya
masih bersaudara, dua orang lagi masuk daftar pencarian orang (DPO), " terang
Kasat Reskrim Polres Kendari AKP Agung Basuki dihubungi, Minggu (25/8/2013).
Menurutnya, pelaku berhasil
ditangkap saat berupaya menjarah baterai pada Tower Telkomsel di Babul Jihad
Kampung Baru, Kecamatan Kambu, Kota Kendari Sabtu dini hari (24/8) sekitar
pukul 03.00 WITA.
"Perburuan pelaku pencurian baterai
BTS Telkomsel maupun XL berlangsung sejak beberapa bulan lalu namun nanti Sabtu
dini hari pelakunya tertangkap," jelas Agung.
Adapun barang bukti yang disita dari
para tersangka, kata Agung, adalah
baterai tipe A602/960 A sebanyak 48 buah, baterai tipe 6 FTJ-100 A sebanyak 55
buah, dan baterai tipe S12/130 A sebanyak 21 buah dan milik PT XL sebanyak
empat buah. Barang bukti berupa baterai berbagai tipe disita penyidik dari
gudang penampungan besi tua di Jalan Made Sabara, Kecamatan Mandonga, Kota
Kendari.
“ Kami juga telah meminta keterangan
dua orang karyawan gudang tempat pelaku menjualkan hasil jarahannya,”
tandasnya.
Salah seorang pelaku pencurian
baterai milik Telkomsel mengakui, pernah menjadi buruh pembangunan tower Telkomsel. “kami sudah melakukan baterai di Kendari,
Konawe dan Kabupaten Konawe Utara dan satu baterai kami jual sampai Rp 12 juta,”
ungkap salah seorang pelaku.
Supervesor jaringan Telkomsel
Kendari, Tri Warsono dihubungi terpisah mengatakan, akibat pencurian yang marak
terjadi sebelum Ramadhan menimbulkan kerugian sekitar Rp900 juta.
"Pencurian baterai pemancar tak
hanya merugikan kami secara materi, tapi juga masyarakat luas yang menjadi
pelanggan Telkomsel," paparnya, Minggu (25/8/2013).
Dikatakan Tri, baterai yang dipasang
pada tower pemancar berfungsi menggantikan energi listrik jika sewaktu-waktu
jaringan listrik dari PT PLN mengalami gangguan.
"Baterai dapat bertahan hingga
empat jam. Salah satu penyebab sering terjadinya gangguan jaringan telepon
genggam karena baterai dijarah," katanya.
Tri melanjutkan, pihaknya menemukan delapan
lokasi yang baterainya dijarah di kota Kendari. Sedangkan satu lokasi di Kabupaten Konawe Selatan. “ Sembilan
lokasi pencurian baterai itu kami ketahui setelah melakukan pengawasan secara rutin,”
tutupnya.