• Jelajahi

    Copyright © Swarasultra.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan 1

    Iklan 2

    Korupsi

    Ketua DPD Gerindra Sultra Minta Maaf Kepada Wartawan

    Redaksi SwaraSultra.com
    Senin, 08 April 2013, 13.02.00 WITA Last Updated 2013-04-08T14:24:25Z
    Ketua DPD Gerindra Sultra Anton Timbang dalam acara Rakor Partai Gerindra se Sultra / Foto: Kiki Andi Pati
     
    KENDARI -- Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sulawesi Tenggara, Anton Timbang, menyatakan permohonan maafnya kepada sejumlah wartawan atas kejadian yang telah dilakukan Ketua Badan Seleksi Organisasi (BSO) DPP Partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo, terhadap sejumlah rekan media saat melakukan meliput rapat koordinasi  di salah satu hotel Kendari, Kamis (4/4/2013). 


    "Apa yang dilakukan Pak Hasyim saat Rakorda kemarin, tidak bermaksud untuk mengusir wartawan, hanya saja rakor yang digelar DPD Partai Gerindra bersifat internal, sehingga bagi media tidak dipersilahkan dulu untuk meliput, sebagai ketua kami menyatakan permohonan maaf, kami juga cukup mengerti dengan kerja-kerja media," kata Anton, Jumat (5/4/2013).

    Menurutnya, telah terjadi mis komunikasi antara panitia, yang mempersilahkan rekan media untuk masuk melakukan tugas peliputan, padahal agenda rakor hari itu bukan untuk konsumsi publik.

    "Sebenarnya yang bisa masuk itu hanya pengurus Partai Gerindra saja, organisasi sayap saja tidak dipersilahkan untuk masuk, maka ketika mengetahui kejadian tersebut, kami juga agak heran," ujarnya.

    Untuk itu, ia meluruskan kesalah pahaman yang terjadi antara Ketua BSO dan pihak media. "Kita selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik kita dengan media, jangan sampai karena masalah ini, kita jadi tidak enak dengan teman media," terangnya.


    Sebelumnya diberitakan, saudara kandung ketua dewan pembina partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo melakukan perbuatan kurang terpuji dengan menggusir wartawan, saat pembukaan rapat koordinasi dengan pengurus partai Gerindra se Sultra di salah satu hotel di Kendari, Kamis (4/4/2013). 

    Pengusiran terhadap awak media oleh Hasyim yang juga Ketua Badan Seleksi Organisasi (BSO) DPP Partai Gerindra, berawal ketika ia menyoroti kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh partai Demokrat. 

    Menurut kakak Prabowo, ada pejabat eselon II di kementerian sosial yang telah bergabung dengan partai Gerindra, karena sudah tidak sanggup melihat kasus korupsi yang terjadi di instasinya. “ ada bantuan sebesar Rp. 2000 untuk anak panti asuhan disunat, kok bisanya untuk  kemaslahatan umat disunat? tidak ada wartawan di sini? Saya tidak mau digugat,” cetusnya. 

    Namun selang beberapa menit, Hasyim merasa terusik dengan kedatangan tiga orang wartawan melalui pintu masuk aula hotel tempat digelarnya Rakor partai Gerindra. Seraya berkata “ ada wartawan? jangan dikasih masuk wartawan di sini, yang bukan orang Gerindra jangan masuk, wartawan keluar,” bebernya, kemudian Hasyim diam sejenak, hingga semua wartawan yang berada di dalam Rakor partai Gerindra keluar. 

    Seplin, salah seorang wartawan Koran harian Rakyat Sultra yang lebih awal di lokasi rakor partai Gerindra mengecam aksi pengusiran yang dilakukan oleh Ketua BSO DPP partai Gerindra. Sebab, ia meliput rakor tersebut setelah panitia mempersilakah para awak media untuk masuk ke dalam aula tempat rapat koordinasi partai Gerindra.  

    “Saya sesalkan tindakan pak Hasyim, kami ini kan dipersilakan oleh panitia untuk masuk meliput. Tetapi kenapa dia berbuat seperti itu, jika memang kami dilarang untuk meliput harusnya lebih awal dia sampaikan ke kami,” tuturnya.

    Seplin juga mengingatkan kepada partai lain agar kedepan tidak seenaknya melakukan pengusiran terhadap wartawan. “ kalo memang pernyataan yang dilontarkan bakal membuat masalah, kan lebih baik bilang saja of the recorder. Kami juga tau aturan kok, tidak mesti harus melakukan tindakan penggusiran seperti itu,” tandasnya. (qq)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini