Ketua DPD Gerindra Sultra Anton Timbang dalam acara Rakor Partai Gerindra se Sultra / Foto: Kiki Andi Pati
KENDARI -- Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sulawesi Tenggara, Anton Timbang, menyatakan permohonan maafnya kepada sejumlah wartawan atas kejadian yang telah dilakukan Ketua Badan Seleksi Organisasi (BSO) DPP Partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo, terhadap sejumlah rekan media saat melakukan meliput rapat koordinasi di salah satu hotel Kendari, Kamis (4/4/2013).
"Apa yang
dilakukan Pak Hasyim saat Rakorda kemarin, tidak bermaksud untuk mengusir
wartawan, hanya saja rakor yang digelar DPD Partai Gerindra bersifat internal,
sehingga bagi media tidak dipersilahkan dulu untuk meliput, sebagai ketua kami
menyatakan permohonan maaf, kami juga cukup mengerti dengan kerja-kerja
media," kata Anton, Jumat (5/4/2013).
Menurutnya, telah terjadi mis komunikasi antara panitia, yang mempersilahkan rekan media untuk masuk melakukan tugas peliputan, padahal agenda rakor hari itu bukan untuk konsumsi publik.
"Sebenarnya yang bisa masuk itu hanya pengurus Partai Gerindra saja, organisasi sayap saja tidak dipersilahkan untuk masuk, maka ketika mengetahui kejadian tersebut, kami juga agak heran," ujarnya.
Untuk itu, ia meluruskan kesalah pahaman yang terjadi antara Ketua BSO dan pihak media. "Kita selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik kita dengan media, jangan sampai karena masalah ini, kita jadi tidak enak dengan teman media," terangnya.
Menurutnya, telah terjadi mis komunikasi antara panitia, yang mempersilahkan rekan media untuk masuk melakukan tugas peliputan, padahal agenda rakor hari itu bukan untuk konsumsi publik.
"Sebenarnya yang bisa masuk itu hanya pengurus Partai Gerindra saja, organisasi sayap saja tidak dipersilahkan untuk masuk, maka ketika mengetahui kejadian tersebut, kami juga agak heran," ujarnya.
Untuk itu, ia meluruskan kesalah pahaman yang terjadi antara Ketua BSO dan pihak media. "Kita selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik kita dengan media, jangan sampai karena masalah ini, kita jadi tidak enak dengan teman media," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, saudara kandung ketua dewan pembina partai
Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo melakukan perbuatan kurang terpuji dengan
menggusir wartawan, saat pembukaan rapat koordinasi dengan pengurus partai
Gerindra se Sultra di salah satu hotel di Kendari, Kamis (4/4/2013).
Pengusiran terhadap awak media oleh Hasyim yang juga Ketua Badan
Seleksi Organisasi (BSO) DPP Partai Gerindra, berawal ketika ia menyoroti
kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh partai Demokrat.
Menurut kakak Prabowo, ada pejabat eselon II di kementerian sosial
yang telah bergabung dengan partai Gerindra, karena sudah tidak sanggup melihat
kasus korupsi yang terjadi di instasinya. “ ada bantuan sebesar Rp. 2000 untuk
anak panti asuhan disunat, kok bisanya untuk kemaslahatan umat disunat?
tidak ada wartawan di sini? Saya tidak mau digugat,” cetusnya.
Namun selang beberapa menit, Hasyim merasa terusik dengan
kedatangan tiga orang wartawan melalui pintu masuk aula hotel tempat digelarnya
Rakor partai Gerindra. Seraya berkata “ ada wartawan? jangan dikasih masuk
wartawan di sini, yang bukan orang Gerindra jangan masuk, wartawan keluar,”
bebernya, kemudian Hasyim diam sejenak, hingga semua wartawan yang berada di
dalam Rakor partai Gerindra keluar.
Seplin, salah seorang wartawan Koran harian Rakyat Sultra
yang lebih awal di lokasi rakor partai Gerindra mengecam aksi pengusiran yang
dilakukan oleh Ketua BSO DPP partai Gerindra. Sebab, ia meliput rakor tersebut
setelah panitia mempersilakah para awak media untuk masuk ke dalam aula tempat
rapat koordinasi partai Gerindra.
“Saya sesalkan tindakan pak Hasyim, kami ini kan dipersilakan oleh
panitia untuk masuk meliput. Tetapi kenapa dia berbuat seperti itu, jika memang
kami dilarang untuk meliput harusnya lebih awal dia sampaikan ke kami,”
tuturnya.
Seplin juga mengingatkan kepada partai lain agar kedepan tidak
seenaknya melakukan pengusiran terhadap wartawan. “ kalo memang pernyataan yang
dilontarkan bakal membuat masalah, kan lebih baik bilang saja of the recorder.
Kami juga tau aturan kok, tidak mesti harus melakukan tindakan penggusiran
seperti itu,” tandasnya. (qq)