Mahasiswa Teknik Unhalu menyerbu gedung Rektorat Unhalu - Foto: Kiki Andi Pati
KENDARI, QQ Blog Berita - Aksi unjukrasa menuntut transparansi sistem uang kuliah tunggal (UKT) di gedung rektorat Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari, Senin (25/3/2013) oleh 300 orang mahasiswa tehnik Unhalu berlangsung ricuh.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Tehnik Unhalu itu terlibat bentrok dengan saptam yang berjaga di gedung rektorat. Mahasiswa dihadang satpam saat ingin menemui Rektor Unhalu Prof. Usman Rianse di gedung rektorat. Akibatnya, kaca bagian depan gedung rektorat dan mesin ATM yang berada di samping gedung rektorat berserakan, setelah menjadi sasaran amukan mahasiswa.
Tak hanya itu, mahasiswa juga merusak satu unit kendaraan dinas nomor polisi DT. 7622 F yang digunakan dekan FKIP Unhalu, La Iru
Beberapa pegawai rektorat nampak ketakutan dan berlindung dari lemparan massa yang mulai bertindak anarkis. “ mahasiswa mengamuk dan melempari kaca gedung rektorat termasuk merusak mesin ATM BTN, baru tidak ada polisi di sini,” ungkap Aisyah salah seorang pegawai rektorat Unhalu.
Massa kemudian menuju auditorium Edy Mokodompit yang jarak berdekatan dengan gedung rektorat Unhalu, tempat berlangsung rapat akhir tahunan Koperasi Universitas Haluoleo.
Koordinator mahasiswa Amiruddin dihadapan rektor Unhalu, Prof. Usman Rianse menyatakan, sistem uang kuliah tunggal yang diberlakukan oleh Unhalu sampai kini tidak signifikan dnegan peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang dirasakan oleh mahasiswa. “uang kuliah tunggal yang diterapkan sesuai dengan SK Rektor Unhalu sejak tahun 2012 hanya dijadikan sebagai alibi oleh birokrasi Universitas, sebab sampai hari ini mahasiswa masih mengalami kendala dalam mengakses informasi melalui internet. Padahal dalam rincian UKT terpampang dengan jelas item pengelolaan internet,” teriak Amiruddin di halaman Aula Edy Mokodompit Unhalu, Senin (25/3/2014).
Selain itu, mahasiswa juga mendesak pihak retrorat untuk melakuakn transparansi terhadap penggunaan DIPA dan Pagu anggaran Universitas Haluoleo.
Rektor Unhalu Prof. Usman Rianse yang menerima massa mahasiswa teknik mengatakan, Uang Kuliha Tunggal merupakan kebijakan Universitas dan pengelolaan sudah jelas. “ jadi UKT itu untuk membiayai semua biaya operasioal kuliah diantaranya pembayaran KKP, Wisuda mulai dari ujian hasil, ujian proposal dan ujian skripsi. Termasuk pembayaran almaterter sehingga tidak ada lagi pembiayaan operasional yang dibebankan kepada mahasiswa, UKT juga sesuai dengan usulan ketua prodi,” terang Usman.
Ia menjelaskan, dengan diberlakukanya Uang Kuliah Tunggal mahasiswa tidak lagi membayar operasional kuliah. Sedangkan permintaan mahasiswa terkait dokumen DIPA dan PAGU anggaran Universitas Haluoleo lanjut Usman, akan diserahkan besok.
Mendengar penjelasan rektor Unhalu, 300 orang mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dan menunggu janji rektor untuk menyerahkan dokumen DIPA dan PAGU anggaran Unhalu. (qq)
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Tehnik Unhalu itu terlibat bentrok dengan saptam yang berjaga di gedung rektorat. Mahasiswa dihadang satpam saat ingin menemui Rektor Unhalu Prof. Usman Rianse di gedung rektorat. Akibatnya, kaca bagian depan gedung rektorat dan mesin ATM yang berada di samping gedung rektorat berserakan, setelah menjadi sasaran amukan mahasiswa.
Tak hanya itu, mahasiswa juga merusak satu unit kendaraan dinas nomor polisi DT. 7622 F yang digunakan dekan FKIP Unhalu, La Iru
Beberapa pegawai rektorat nampak ketakutan dan berlindung dari lemparan massa yang mulai bertindak anarkis. “ mahasiswa mengamuk dan melempari kaca gedung rektorat termasuk merusak mesin ATM BTN, baru tidak ada polisi di sini,” ungkap Aisyah salah seorang pegawai rektorat Unhalu.
Massa kemudian menuju auditorium Edy Mokodompit yang jarak berdekatan dengan gedung rektorat Unhalu, tempat berlangsung rapat akhir tahunan Koperasi Universitas Haluoleo.
Koordinator mahasiswa Amiruddin dihadapan rektor Unhalu, Prof. Usman Rianse menyatakan, sistem uang kuliah tunggal yang diberlakukan oleh Unhalu sampai kini tidak signifikan dnegan peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang dirasakan oleh mahasiswa. “uang kuliah tunggal yang diterapkan sesuai dengan SK Rektor Unhalu sejak tahun 2012 hanya dijadikan sebagai alibi oleh birokrasi Universitas, sebab sampai hari ini mahasiswa masih mengalami kendala dalam mengakses informasi melalui internet. Padahal dalam rincian UKT terpampang dengan jelas item pengelolaan internet,” teriak Amiruddin di halaman Aula Edy Mokodompit Unhalu, Senin (25/3/2014).
Selain itu, mahasiswa juga mendesak pihak retrorat untuk melakuakn transparansi terhadap penggunaan DIPA dan Pagu anggaran Universitas Haluoleo.
Rektor Unhalu Prof. Usman Rianse yang menerima massa mahasiswa teknik mengatakan, Uang Kuliha Tunggal merupakan kebijakan Universitas dan pengelolaan sudah jelas. “ jadi UKT itu untuk membiayai semua biaya operasioal kuliah diantaranya pembayaran KKP, Wisuda mulai dari ujian hasil, ujian proposal dan ujian skripsi. Termasuk pembayaran almaterter sehingga tidak ada lagi pembiayaan operasional yang dibebankan kepada mahasiswa, UKT juga sesuai dengan usulan ketua prodi,” terang Usman.
Ia menjelaskan, dengan diberlakukanya Uang Kuliah Tunggal mahasiswa tidak lagi membayar operasional kuliah. Sedangkan permintaan mahasiswa terkait dokumen DIPA dan PAGU anggaran Universitas Haluoleo lanjut Usman, akan diserahkan besok.
Mendengar penjelasan rektor Unhalu, 300 orang mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dan menunggu janji rektor untuk menyerahkan dokumen DIPA dan PAGU anggaran Unhalu. (qq)