KENDARI, BP - Almarhum Praka Jojon Miharja (31) anggota TNI AD yang tertembak di Sinak Papua dimakamkan di pemakaman keluarga berdampingan dengan mendiang Ayahnya (Hasmin) tepat di belakang rumahnya di Desa Opaasi, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (25/2/2013).
Pemakaman dilakukan secara militer dipimpin langsung Dandim 1417/Haluoleo Kendari Letkol (Inf) Djoko S. Pran. Pemakaman prajurit kepala ini juga disaksi ratusan keluarga dan tetangga korban, bahkan beberapa orang warga harus memanjat pohon untuk menyaksikan langsung pemakanan tersebut.
Sasnita, istri korban yang menggendong anak bungsunya menangis sambil mencium bendera merah putih yang membungkus peti jenazah suaminya. Ketika peti jenazah diturunkan ke dalam lubang kuburan, anak kembar perempuannya, Zulhijja Mulia Miharja (3,5) yang memakai baju loreng-loreng dengan saudara kembarnya Zulhajji Mulia Miharja menangis, seperti merasakan kehilangan orang yang disayanginya.
Begitu juga dengan keluarga lainnya, suasana haru saat penguburan praka Jojon kembali diwarnai isak tangis. Mereka hanya bisa saling merangkul, melepas emosi karena kehilangan sanak keluarga yang disayangi.
Dandim 1417/Ho Kendari, Letkol (Inf ) Djoko S. Pran mengatakan, kematian korban ini di saat menjalankan tugas di Sinak Puncak. Korban menjadi korban penembakan kelompok separatis di lokasi.
“Anggota kita dalam rangka melaksanakan kegiatan pegambilana alat komunikasi dari pangkalan menuju bandara, dan saat itu mereka tidak menggunakan senjata karena sedang tidak dalam tugas patroli, " tuturnya.
Dandim menjelaskan, wilayah tugas korban, termasuk daerah konflik. Lokasi tugas korban, medannya sangat sulit. Anggota yang bertugas di sana harus mempunyai jiwa yang tabah, teguh dan semangat patriot yang tinggi.
Sebelumnya, jenazah praka Jojon Miharja korban penembakan kelompok sipil bersenjata di puncak jaya papua tiba di bandara Haluoleo Kendari dengan menggunakan pesawat garuda. Danrem 143/ Haluoleo Kendari Kolonel (inf) Muhammad Fadillah, Kepala kejaksaan Tinggi Sultra Andi Abdul Karim dan Pejabat Polda Sultra menyambutkan kedatangan prajurit TNI yang gugur saat bertugas. (qq)
Pemakaman dilakukan secara militer dipimpin langsung Dandim 1417/Haluoleo Kendari Letkol (Inf) Djoko S. Pran. Pemakaman prajurit kepala ini juga disaksi ratusan keluarga dan tetangga korban, bahkan beberapa orang warga harus memanjat pohon untuk menyaksikan langsung pemakanan tersebut.
Sasnita, istri korban yang menggendong anak bungsunya menangis sambil mencium bendera merah putih yang membungkus peti jenazah suaminya. Ketika peti jenazah diturunkan ke dalam lubang kuburan, anak kembar perempuannya, Zulhijja Mulia Miharja (3,5) yang memakai baju loreng-loreng dengan saudara kembarnya Zulhajji Mulia Miharja menangis, seperti merasakan kehilangan orang yang disayanginya.
Begitu juga dengan keluarga lainnya, suasana haru saat penguburan praka Jojon kembali diwarnai isak tangis. Mereka hanya bisa saling merangkul, melepas emosi karena kehilangan sanak keluarga yang disayangi.
Dandim 1417/Ho Kendari, Letkol (Inf ) Djoko S. Pran mengatakan, kematian korban ini di saat menjalankan tugas di Sinak Puncak. Korban menjadi korban penembakan kelompok separatis di lokasi.
“Anggota kita dalam rangka melaksanakan kegiatan pegambilana alat komunikasi dari pangkalan menuju bandara, dan saat itu mereka tidak menggunakan senjata karena sedang tidak dalam tugas patroli, " tuturnya.
Dandim menjelaskan, wilayah tugas korban, termasuk daerah konflik. Lokasi tugas korban, medannya sangat sulit. Anggota yang bertugas di sana harus mempunyai jiwa yang tabah, teguh dan semangat patriot yang tinggi.
Sebelumnya, jenazah praka Jojon Miharja korban penembakan kelompok sipil bersenjata di puncak jaya papua tiba di bandara Haluoleo Kendari dengan menggunakan pesawat garuda. Danrem 143/ Haluoleo Kendari Kolonel (inf) Muhammad Fadillah, Kepala kejaksaan Tinggi Sultra Andi Abdul Karim dan Pejabat Polda Sultra menyambutkan kedatangan prajurit TNI yang gugur saat bertugas. (qq)