Swarasultra.com, Kendari - Korban penembakan di Kota Kendari beberapa waktu lalu, Eryanto mulai membaik, pasalnya proyektik di paha kirinya berhasil di keluarkan oleh pihak RS Bhayangkari. Namun tak semua timah panas tersebut berhasil dikeluarkan, akibatnya Eryanto sering mengalami kesakitan.
Kakak korban, Endang saat ditemui di RS Bhayangkara, Minggu (14/10) sangat menyayangkan masih adanya sisa timah panas tersebut. Padahal pihak keluarga sangat berharap pihak RSUD dapat berbuat banyak untuk adiknya tersebut.
Selain itu keluarga juga mengharapkan pihak kepolisian dapat segera menemukan pelaku penembakan terhadap Eryanto.
Di tempat terpisah Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Rofikoh Yunianto menuturkan, meski barang buktinya berupa peluru telah ada, namun tidak menutup kemungkinan pelakunya langsung diketahui sebab peluru tersebut yang berupa timah akan dikirim ke laboratorium Forensik Makassar. Setelah hasilnya keluar baru bisa ditau jenis peluru tersebut.
"Hasilnya itu paling lama sekitar sebulan dan paling cepat sekitar seminggu. Untuk saat ini dari penyelidikan kami saat ini, baru dua orang saksi yang kami telah periksa untuk dimintai keterangannya. sementara untuk korban sendiri kami belum mintai keterangannya sebab ia masih terkapar di Rs bhayangkara. Tapi kita berharap agar pelakunya segera diketahui." jelas Rofikoh kemarin saat dikonfirmasi dipengamanan pencabutan Nomor urut Pilgub.
Kasus ini terbilang kasus yang besar, sebab aparat kepolisian harus berkoordinasi dengan pihak TNI untuk memudahankan mengetahui siapa pelaku penembakan tersebut. karena muncul indikasi bahwa pelakunya berasal dari aparat keamanan, entah itu oknum Polisi atau mungkin juga dari oknum TNI. Yang jelasnya kedua oknum ini sementara melakukan upaya yang maksimal agar dapat mengungkap siapa pelakunya.
Untuk diketahui Eryanto adalah korban penembakan dan pengroyokan di halaman hotel Himalaya pada Jum'at lalu sekitar pukul 03.00 wita.
Pihak polisi mengetahui kejadian ini pada saat tim patroli sedang bertugas, masyarakat seputaran Platinum berusaha menghentikan mobil patroli tersebut dengan tujuan untuk mengantar korban ke RS, karena saat itu kondisi korban sudah kritis. (adm)
