Swarasultra.com, Kendari - Puluhan mahasiswa dari Forum Masyarakat Anti Tambang ( Format) Kabupaten Bombana melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Provinsi Sultra, Senin (9/4/2012, terkait keberadaan perusahaan PT. Panca Logam Makmur (PLM) yang dianggap tidak peduli dengan masyarakat sekitar tambang.
Pasalnya perusahaan yang sudah beroperasi hampir 4 tahun di Bombana dinilai merugikan masyarakat, sebab hak-hak masyarakat tidak pernah dipenuhi, baik itu kompensasi lahan pertanian, dan tidak jelasnya program Corporate Social Responsibility (CSR).
"Masyarakat yang ada di sekitar PT. PLM, khususnya di desa Wambubangka kecamatan Rarowatu utara, sangat menderita akibat kegiatan penambang oleh perusahaan itu, air bersih untuk warga semakin sulit diperoleh,” ungkap Koordinator aksi Format Bombanan Arman Karia.
Tak hanya itu, Massa Format Bombana juga sangat menyayangkan sikap acuh tak acuh anggota DPRD Kabupaten Bombana. Sebab mereka tidak merespon setiap aspirasi yang disuarakan masyarakat terkait aktivitas perusahaan tambang itu.
"Kami masyarakat asli Bombana sengaja datang di sini, kami tidak melakukan aksi di DPRD Bombana kerena kami tidak percaya lagi keberadaannya. Anggota DPRD Bombana keasyikan menikmati uang dari panca logam. Kami memilih datang di sini karena kami percaya DPRD Provinsi dapat mendengarkan aspirasi kami," jelasnya.
Aspirasi Format Bombana diterima langsung Ketua Komisi 3 DPRD Sultra, La Nika dan anggota komisi 3 La ode Arwaha. La Nika menyatakan segera menindaklanjuti aspirasi massa Format Bombana, terkait aktivitas PT. Panca Logam Makmur itu. Pihaknya berjanji dalam minggu ini akan membentuk Panitia Khusus(pansus).
"Kami akan segera bentuk pansus dalam minggu ini, saya Ketua komisi III, akan berkonsolidasi dengan anggota komisi I guna membahas lebih lanjut. Kami akan bekerja sesuai wewenang DPRD," tutupnya. Setelah mendengarkan jawaban anggota DPRD Sultra, Massa Format meninggalkan gedung DPRD Sultra dengan tertib. (qq)
